Oleh: Haidar Bagir
Seorang ulama menuturkan ada seorang pria yang datang menemui seorang ulama besar seraya berkata, “Tuan, apa nama Allah yang agung itu (al-ism al-‘Azhim)?”
Ulama besar ini mempersilahkan pria itu tinggal bersamanya. Sampai pada suatu malam yang dingin, ia memanggil pria tersebut, “Sekarang, pergilah ke tengah padang pasir di ujung kota. Di sana terdapat sebuah sumur, ambillah airnya.”
Hamba Allah ini berjalan menuju sumur, mengambil sejumlah air, dan kembali pulang. Tiba-tiba, di tengan jalan, seekor singa muncul di hadapannya. Bergetar tubuhnya mengucapkan Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Si pria jatuh pingsan ke tanah.
Untunglah setelah siuman, ia tidak melihat singa tadi. Ia segera bangun dan meneruskan perjalanan pulang menuju rumah ulama besar itu. Sesampainya di rumah, tuan rumah bertanya, “Mengapa engkau begitu lama?”
Pria itu menceritakan kejadian yang dialaminya.
“Kalimat yang engkau ucapkan merupakan nama Allah yang paling agung. Engkau mengucapkannya dari hati yang tulus dan dalam keadaaan terdesak. Jaminan dikabulkannya doa salah satunya karena ada situasi. Saat merasa ketakutan dan kebingungan, Anda memutuskan hati dari berbagai keterikatan, dan hanya bergantung dan mengikatkan hati kepada Allah semata, seraya mengucapkan Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Doa yang Anda panjatkan itu layak dikabulkan.”
(Alhassanain/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar