Kronologi Kejadian dan Latar Belakang
1. Pada tahun 1979, demonstrasi besar-besaran menuntut Shah Reza Pahlevi
untuk mundur berakhir dengan sukses. Gabungan massa beraliran religius
(pimpinan Ayatullah Khomeini) dan kubu sekuler (seperti MEK atau
Mujahidin E Khalq) maupun sosialis-komunis seperti Fada'ian dan Tudeh
saling bekerjasama.
2. Beberapa saat setelah Revolusi Islam, kaum ulama pimpinan Ayatullah
Khomeini yang tergabung dalam IRP (Islamic Republic Party) mulai
mengkonsolidasikan diri untuk memperkokoh rezim teokrasi Wilayah
al-Faqih (Velayat i Faqih) seperti dirumuskan oleh Khomeini.
Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini
3. Operasi pembersihan terhadap lawan-lawan politik yang beraliran kiri
dan sekuler dimulai oleh kubu religius. Hal ini dilakukan dalam rangka
menghilangkan ancaman terhadap pemerintahan yang baru terbentuk.
Eksekusi dan penangkapan oleh Garda Revolusi menjadi gencar.
4. Organisasi MEK (Mujahidin E Khalq) atau disebut juga sebagai PMOI
(People's Mujahideen of Iran) yang pandangan politiknya sosialis-Islamis
dan sekuler tidak luput juga menjadi sasaran rezim. Sepanjang bulan
Maret - Mei 1980, kantor-kantor MEK digerebek, toko bukunya dibubarkan
paksa, 3000 anggotanya ditangkapi, sebagian anggota ada juga yang
dibunuh, dan pawai-pawainya dilarang.
Anggota MEK sedang berjaga di Kamp Ashraf, Irak
5. Ayatullah Khomeini dalam pernyataannya menyerang organisasi MEK sebagai , "elteqati" (ekletik), yang dipengaruhi oleh "gharbzadegi" (virus-virus Barat), "monafeqin" (munafik), dan "kafer" (kafir).
6. 27 April 1981, 150.000 anggota MEK berdemonstrasi di jalanan.
7. 20 Juni 1981, kembali terjadi demonstrasi oleh simpatisan MEK menentang Khomeini dan pemerintahannya yang dicap sebagai teokratis otoriter. Demonstrasi dibubarkan secara paksa oleh militer.
8. 21-27 Juni 1981, intensitas konflik antara MEK dan kubu pemerintah semakin tajam.
9. 26 Juni 1981, sebuah bom berkekuatan besar meledak saat pelaksanaan Sholat Jumat di Teheran. Sasaran utama dari aksi teror yang gagal ini adalah Ayatullah Ali Khamenei. Beliau hanya menderita luka-luka.
Ali Khamenei tengah dijenguk oleh Ali Rajai setelah peristiwa pembunuhan terhadap dirinya yang gagal
10. 28 Juni 1981, Pemboman Hafteh Tir ( 7 Tir ) yang menewaskan 73 anggota parlemen Iran di kantor IRP Teheran, terjadi.
Kenapa Disebut sebagai "Hafteh Tir" ?
Disebabkan peristiwa ini terjadi pada tanggal 7 Tir 1360 atau dalam bahasa Parsi "Hafteh Tir" (menurut sistem pengkalenderan tradisional Iran).
Detil Kejadian dan Kontroversi-Kontroversi
Pada saat kejadian, kantor IRP sedang dipenuhi oleh anggota parlemen yang tengah melangsungkan rapat. Pelakunya diidentifikasi bernama Mohammad Reza Kolahi, seorang pelajar anggota MEK yang menyamar menjadi teknisi sound system di kantor itu. Yang masih menjadi misteri, hingga kini mayat Kolahi tidak pernah ditemukan.
Bom berkekuatan besar tersebut menewaskan 72 orang pejabat penting, termasuk di antaranya adalah figur terkuat kedua setelah Khomeini, yaitu Ayatullah Mohammad Beheshti.
Ayatullah Mohammad Beheshti
Beberapa kontroversi tentang siapa dalang di balik pemboman ini masih menjadi perdebatan. Beberapa kalangan menilai bahwa pelaku pemboman tidak lain adalah sesama internal anggota Partai sendiri dikarenakan pada tahun-tahun tersebut kondisi politik sedang terpecah belah dan ada kemungkinan seseorang ingin agar Beheshti tersingkir.
Teori kedua sebagaimana dikatakan oleh pemerintahan resmi Iran menyatakan bahwa pelakunya adalah organisasi MEK yang sejak lama memang berkonflik dengan rezim Khomeini (lihat daftar kronologi di atas). Namun, pihak MEK tidak pernah memberikan sebuah statemen pertanggungjawaban apapun terhadap peristiwa tersebut. Mereka hanya menyatakan bahwa "hal itu (teror dan pemboman Hafteh Tir) adalah sebuah kewajaran".
Teori ketiga sangat konspiratif, Israel adalah dalang dari aksi ini. Pendukung teori ketiga berasumsi bahwa teror macam itu tentulah didukung oleh suatu institusi negara asing mengingat bom-nya memiliki daya ledak dahsyat dan berteknologi canggih.
Terlepas dari perdebatan siapa pelakunya, serangan ini merupakan pukulan telak bagi Khomeini dikarenakan yang menjadi korban kesemuanya adalah tokoh penting dalam pemerintahan Iran, khususnya Beheshti yang merupakan orang kepercayaannya. Pemboman Hafteh Tir adalah kejadian yang terdahsyat dalam sejarah oposisi bersenjata anti-pemerintahan religius Iran dan meninggalkan duka mendalam.
Korban Pemboman
1. Ayatullah Mohammad Beheshti (Menteri Kehakiman, sekertaris partai IRP, sekaligus tokoh kedua setelah Khomeini dalam pemerintahan).
2. Menteri Kesehatan.
3. Menteri Transportasi.
4. Menteri Telekomunikasi.
5. Menteri Bidang Energi.
6. 27 anggota parlemen atau majles.
7. Lainnya adalah pejabat-pejabat pemerintahan.
Source: wikipedia
Pada saat Perang Iran-Irak memanas, dibuatlah sebuah lagu heroik untuk menyemangati tentara Iran yang sedang menuju front Karbala (kota suci kaum Syi'ah tempat terbunuhnya Imam Husain cucu Rasulullah SAW). Dalam lirik tersebut nama-nama korban Hafteh Tir serta anggota pemerintahan dan militer yang terbunuh, baik karena teror MEK maupun korban perang, disebut-sebut.
Pertanyaan:
Ada beberapa hal yg blum jelas;
1. siapa itu shah reza pahlevi?
2 .mengapa sebagian besar rakyat Iran menjatuhkan rezim pahlevi??
3. knp gerakan sekuler bs kalah populer drpd aliran Islam konservatif?
4. bagaiman akhir nasib gerakan islam sekuler, khusus nya MEK??
5. nasib gerakan komunisme gimana tuh?? apa mrk kabur ke afghanistan??
6. apa hubungan pemboman hafteh tir pd 1981 dgn perang iran-irak yg berlangsung selama 8 thn lebih??
7. thx...
Jawab satu-satu ya? maafkan ane kalo ada yang kurang ato perlu dikoreksi
1. Shah Reza Pahlevi adalah raja Iran terakhir yang naik tahta sejak
tahun 1941 (setelah mengkudeta sang ayah yang Pro-Nazi) hingga tahun
1979. Dia cenderung pada Blok Barat selama masa Perang Dingin dan
berhubungan erat dengan Israel, Amerika, serta Mesir.
Shahansah (Raja Diraja) Mohammad Reza Pahlevi
2.
- Kaum ulama kurang suka dengan kebijakan sekulerisasi dan modernisasi
Pahlevi yang membuat masyarakat Iran semakin jauh dari nilai-nilai
religius.
- Memancing amarah kaum komunis dengan membubarkan Partai Tudeh dan menggulingkan PM Ahmad Mossadegh.
- Tindakan represif Shah Pahlevi terhadap oposisi politik. Badan
intelijen SAVAK menggunakan cara-cara brutal dalam menghadapi kaum kubu
oposan, terutama kelompok Fada'ian dan Tudeh. Hal ini semakin parah
ketika demo-demo menuntut Shah mundur semakin gencar.
- Peristiwa Black Friday, terjadi penembakan dan pembunuhan massal terhadap jamaah Shalat Jumat dan demonstran anti-Shah.
- Bioskop Rex di Kota Abadan dibakar secara sengaja oleh pemerintah.
Orang-orang yang berada dalam gedung bioskop dikunci dari luar dan
polisi menghalangi siapa saja yang berupaya untuk menolong mereka yang
terkunci di dalam. Shah menuduh kaum religius sebagai pelaku aksi
pembakaran. Hal ini makin menyulut amarah rakyat Iran.
3. *PR buat ane nih*
4. MEK dan organisasi kiri dilarang di Iran. Mereka melarikan diri ke
Irak dan mendirikan Kamp Ashraf (gambar di pejwan) dengan bantuan
senjata dan dana dari Saddam Hussein. Kelompok MEK dibawah pimpinan
Massoud dan Maryam Rajavi ini dimanfaatkan oleh Saddam dalam Perang
Iran-Irak untuk menyerbu Iran. Tragisnya, kebanyakan dari mereka
berhasil dibantai dalam sebuah operasi anti-Mujahidin yang digelar Iran
pada 1988 dengan sandi "Operation Mersad".
Kendaraan MEK yang dirontokkan Pasdaran Iran dalam Operation Mersad
Pasca-serbuan ini, pemerintah Iran semakin menggencarkan eksekusi
terhadap oposisi politik, khususnya Partai Tudeh dan anggota MEK yang
masih tersisa di dalam negeri. Sejak itulah mereka hampir tak terdengar
lagi suaranya.
5. Mungkin di no.4 bisa menjawab (terkait Partai Tudeh), apalagi setelah
Khomeini menyatakan, La Syarqiyyah, La Gharbiyyah! Tidak (Blok) Timur
tidak pula (Blok) Barat!
6. Tentunya, pemboman Hafteh Tir ini bisa melemahkan Pemerintahan Iran
dari dalam gan, karena yang terbunuh kebanyakan adalah pejabat kunci.
Selain itu, ini bisa menimbulkan tekanan psikologis yang bisa mengarah
ke demoralisasi tempur bagi negara yang baru saja mengalami revolusi dan
mendapat ancaman pencaplokan dari tetangganya, Irak.
Thankyou agan sudi mampir kemari
Betul, ane kira dulu Revolusi Iran ganjalannya nggak seberat Revolusi
Bolshevik yang harus ngadepin serbuan 11 negara asing. Eeeh, ternyata,
ancaman kontra-revolusi di Iran serius sekali dan lebih banyak pejabat
negara yang berhasil dibunuh
Ini ane tambahin lagi ya, semoga berkenan
Upaya Pembunuhan Politik Sebelum Tragedi Hafteh Tir
Dalam rangka melemahkan pemerintahan teokrasi Khomeini, kaum oposisi,
terutama dari gerakan bersenjata MEK, sering melakukan upaya pembunuhan
baik dengan pemboman maupun penembakan terhadap elit politik dari
kalangan mullah. Intensitasnya semakin meningkat selama masa
berkecamuknya Perang Iran-Irak (mulai tahun 80 - menjelang '90an).
1. Penembakan Ayatullah Murtadha Muthahhari
Murtadha Muthahhari (atau dalam bahasa Persia, Morteza Motahhari)
merupakan ahli filsafat, pendiri gerakan Jāme'e-ye Rowhāniyat-e Mobārez
atau Asosiasi Ulama Pejuang, sekaligus ketua Dewan Revolusi Iran.
Pada 1 Mei 1979, Muthahhari ditembak mati oleh seorang anggota gerakan
Guruh i Furqon (Kelompok Furqon) setelah keluar dari pertemuan di rumah
sahabatnya, Yadollah Sahabi. Kemungkinan besar pembunuhan tersebut
terkait dengan artikelnya di tahun 1977 yang memperingatkan gerakan
Islam agar waspada dengan, "bahaya pengaruh ide-ide asing yang
mengatasnamakan diri sebagai gerakan Islam" (menyindir gerakan MEK dan
Furqon yang sosialis).
Jenazah Muthahhari
2. Penembakan Profesor Mohammad Moffateh
Beliau merupakan seorang ayatullah, filsuf, dan seorang ulama yang aktif
dalam politik. Menjelang setahun pemerintahan Revolusi Islam, pada 18
Desember 1979, Moffateh yang tengah bersama dua pengawalnya, yakni
Asghar Nematy dan Javad Bahmany, ditembak oleh orang tak dikenal di
depan Institut Teologi kota Qom.
Ia ditembak sebanyak 4 kali di kepala, bahu, tangan, dan lutut. Moffateh
meninggal setelah menjalani perawatan medis di RS Ayatullah Taleghani
pada pukul 12 siang.
Potret Profesor Ayatullah Mohammad Moffateh dalam Sebuah Prangko Mengenang Beliau.
Peziarah Berkerumun dalam Prosesi Pemakaman Moffateh
3. Upaya Pembunuhan Ayatullah Sayyid Ali Khamenei
Pada bulan Juni 1981, ketika Ali Khamenei sedang memberikan ceramah di
Masjid Abu Dzar, sebuah bom yang disamarkan dalam tape recorder meledak
tepat di dekatnya. Ledakan cukup hebat membuatnya terhempas ke tanah dan
menimbulkan luka serius di tangan kanan beliau. Khamenei memang
berhasil lolos dalam upaya pembunuhan oleh MKO tersebut, tetapi pemboman
itu membuat tangan kanannya mengalami malfungsi hingga saat ini.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei
Video Wawancara dengan Ali Khamenei tentang Upaya Pembunuhan Terhadap Dirinya.
Teror Pasca Hafteh Tir
Pemboman Hafteh Tir memang yang terdahsyat, namun bukan upaya terakhir
kubu oposan untuk membungkam kaum religius. Di bawah ini adalah kasus
yang terjadi setelah Hafteh Tir.
Pembunuhan Ali Raja'i dan Ayatullah Javad Bahonar
Mohammad Ali Raja'i bisa jadi merupakan pria dengan segenap jabatan kunci.
Ia sempat menjabat sebagai Perdana Menteri sekaligus Menteri Urusan Luar
Negeri di bawah pemerintahan Presiden Abul Hassan Bani Shadr pada
periode 19 Maret 1981-15 Agustus 1981.
Selanjutnya, tanggal 2-30 Agustus 1981, ia diangkat menjadi presiden Iran menggantikan Bani Shadr.
Javad Bahonar merupakan ulama pertama dalam sejarah politik Iran yang
berhasil menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri di bawah pemerintahan
Presiden Ali Raja'i pada tanggal 4 Agustus 1981.
Presiden Mohammad Ali Raja'i
Ayatullah Javad Bahonar
Keduanya terbunuh pada tanggal 30 Agustus 1981 akibat ledakan bom. Dalam
sebuah rapat di Teheran, seseorang meletakkan koper di tempat duduk
kedua petinggi negara tersebut, dan meninggalkannya begitu saja. Lalu,
salah satu pejabat membuka koper tersebut dan "BLAAAR!", bom yang ada di
dalamnya aktif dan langsung membunuh Raja'i serta Bahonar, beserta 3
pejabat lain yang berada di ruangan tersebut.
Pembunuhnya diketahui bernama Massoud Kashmiri, anggota gerilyawan MEK.
Knp gerakan sekuler bs kalah populer drpd aliran Islam konservatif?
Karena gerakan Islamis Iran saat itu punya figur kharismatik sebagai
ujung tombaknya : Ayatollah Khomeini. Khoemini terkenal di Iran karena
sikapnya yg anti asing, kemampuannya mengkombinasikan politik dengan
Islam, & sosoknya sebagai pemuka agama yg jelas membuat dia
dihormati oleh orang-orang yg seagama dengannya. Rakyat Iran di lain
pihak kebetulan emang mayoritasnya adalah penganut Islam Syiah &
membenci rezim Shah yg dianggap sebagai bonekanya pihak asing yg
memerintah lewat tangan besi
MEK dan organisasi kiri dilarang di Iran. Mereka melarikan diri ke Irak
dan mendirikan Kamp Ashraf (gambar di pejwan) dengan bantuan senjata dan
dana dari Saddam Hussein. Kelompok MEK dibawah pimpinan Massoud dan
Maryam Rajavi ini dimanfaatkan oleh Saddam dalam Perang Iran-Irak untuk
menyerbu Iran. Tragisnya, kebanyakan dari mereka berhasil dibantai dalam
sebuah operasi anti-Mujahidin yang digelar Iran pada 1988 dengan sandi
"Operation Mersad".
Kendaraan MEK yang dirontokkan Pasdaran Iran dalam Operation Mersad
Pasca-serbuan ini, pemerintah Iran semakin menggencarkan eksekusi
terhadap oposisi politik, khususnya Partai Tudeh dan anggota MEK yang
masih tersisa di dalam negeri. Sejak itulah mereka hampir tak terdengar
lagi suaranya.
Kesialan terbesar MEK / PMI adalah mereka baru mulai memberontak pada
masa-masa akhir Perang Irak-Iran. Saat itu Irak berhasil merebut
wilayah-wilayah mereka yg sebelumnya diduduki oleh Iran sehingga Iran
akhirnya setuju untuk berunding & berhenti berperang. Begitu perang
berhenti, Irak menghentikan bantuannya ke PMI sehingga PMI kehilangan
penyokong utamanya. Akhirnya bisa ditebak, PMI harus berjuang sendirian
& akhirnya bisa disapu bersih sama Iran.
(Kaskus/wikipedia/ABNS)