Orang yang berbohong memang pantas dapat dosa. Lebih berat lagi untuk yang membuat kebohongan dengan fakta dan data-data palsu kemudian disebarkan kepada masyarakat. Tanpa konfirmasi kepada ahlinya dan tanpa konfirmasi kepada Muslim Syiah kemudian menyebutkan serangkaian kalimat yang menggiring orang pada kebencian dan ujungnya pecah persaudaraan.
Bukankah Rasulullah saw menyuruh umat Islam untuk merajut ukhuwah dan tidak saling mengafirkan? Silakan buka kembali khutbah haji wada. Di situ ada pesan perdamaian untuk umat Islam dari Rasulullah saw: tidak mengafirkan atau hina sesama umat Islam.
Tengok sejarah dan baca tulisan di internet serta buku-buku yang ditulis dari kalangan Wahabi seperti Prof Maman Abdurrahman dengan buku Antara Sunni dan Syiah ; dan buku yang mengatasnamakan MUI Pusat (padahal mencatut nama) dengan judul: Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia . Buku ini kabarnya dicetak sejuta eksemplar. Dari mana uangnya? Adakah umat Islam Indonesia sanggup membayarnya? Tentu saja ini dari pihak luar yang tidak ingin Islam Indonesia rukun sehingga pihak asing bisa masuk. Mungkin ideologi Arabisme dan Zionisme yang ada dibalik gerakan pemecah belah ini.
Berkaitan dengan taqiyah , kami kira tuduhannya terlalu berlebihan. O.Hashem selaku Muslim Syiah menerangkan dalam buku Menjawab Seminar Sehari tentang Syiah (buku ini sudah ada dalam bentuk ebook, silakan search di internet) bahwa taqiyah adalah suatu permissibility , suatu kebolehan dalam Islam berdasarkan nash .
Seorang Muslim yang lemah dan tertindas boleh menyangkal keimanannya kalau nyawanya terancam seperti yang dialami oleh Amar bin Yasir. Rasulullah saw memerintahkan Amar untuk menyembunyikan imannya ketika dicambuk dan dihajar oleh Kafir Quraisy. Dalam surah An-Nahl ayat 106, Allah berfirman, “Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah) kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap beriman (Dia tidak berdosa).” Juga dipraktikan oleh seorang anggota keluarga Fir'aun yang menyembunyikan imannya yang tercantum dalam surah Al-Mukmin ayat 28. []
Note: Tulisan ini ditulis menjawab tuduhan Muslim Nurdin terkait akidah, fikih Syiah
(Alhassanain/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar